Beranda » Agama » Bahasa Arab » Nahwu » Inna Wa Akhwatuha Dan Contohnya, Pada Isim Maupun Khobar

Inna Wa Akhwatuha Dan Contohnya, Pada Isim Maupun Khobar

Inna Wa Akhwatuha Dan Contohnya, Pada Isim Maupun Khobar

jumanto.com – Inna Wa Akhwatuha Dan Contohnya. Inna wa akhawatuha termasuk daripada amil yang masuk kepada susunan mubtada khobar. Pengamalannya berbeda dengan kaana wa akhwatuha. Kebalikannya dari kaana dan saudara-saudaranya.

Materi ini adalah materi lanjutan dari materi sebelumnya, di kitab Jurumiyah, yang telah sama-sama kita bahas di blog ini.

Untuk kamu yang belum membaca materi sebelumnya, silakan baca materinya pada link di bawah ini:

Pengertian Inna Wa Akhwatuha

Inna wa akhowatuha berarti inna dan saudara-saudaranya.

Inna wa akhawatuha adalah ‘amil yang masuk pada mubtada dan khobar, yang memiliki fungsi menashabkan isim (mubtada-nya) dan merofa’kan khobar.

Pengamalan inna wa akhowatuha berkebalikan dengan kaana wa akhawatuha.

Apa saja saudara-saudara inna, akan kita bahas di bawah ini.

Baca terus sampai selesai ya.

Pengamalan Inna Wa Akhwatuha

Mari kita lihat langsung materinya di dalam teks kitab Jurumiyah berikut ini:

وَأَمَّا إِنَّ وَأَخَوَاتُهَا فَإِنَّهَا تَنْصِبُ الاسْمَ وَتَرْفَعُ الْخَبَرَ

Adapun inna dan saudara-saudaranya, maka sesungguhnya ia menashobkan isim dan merofa’kan khobar.

Jadi, yang tadinya mubtada dalam keadaan rofa, jika kemasukkan inna dan saudaranya, akan menjadi nashob.

Sedangkan khobarnya inna, tetap dalam keadaan rofa’.

Contohnya, susunan mubtada khobar asalnya:

الْمُسْلِمُ اَخُ الْمُسْلِمِ

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.

Jika pada susunan mubtada khobar tersebut dimasuki inna, maka akan menjadi:

اِنَّ الْمُسْلِمَ اَخُ الْمُسْلِمِ

الْمُسْلِمَ yang tadinya mubtada, menjadi isimnya inna, dibaca nashob, tandanya dengan fathah, karena dia adalah isim mufrod.

Sementara اَخُ الْمُسْلِمِ tetap dibaca rofa’, menjadi khobarnya inna.

Perbedaan Inna Wa Akhwatuha dan Kana Wa Akhwatuha

Untuk menghafalnya, ingat saja, bahwa keduanya itu berkebalikan.

  • Inna dan saudaranya: menashabkan isim dan merofa’kan khobar.
  • Kaana dan saudaranya: merofa’kan isim dan menashobkan khobar.

Inna dan Saudaranya beserta Contohnya

Apa saja sih saudara-saudaranya inna?

Lanjut ke materi kitab Jurumiyah berikut:

 وَهِيَ: إِنَّ، وَأَنَّ، وَلَكِنَّ، وَكَأَنَّ، وَلَيْتَ، وَلَعَلَّ، تَقُولُ: إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ، وَلَيْتَ عَمْرًا شَاخِصٌ، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ، وَمَعْنَى إِنَّ وَأَنَّ لِلتَّوْكِيدِ، وَلَكِنَّ لِلِاسْتِدْرَاكِ، وَكَأَنَّ لِلتَّشْبِيهِ، وَلَيْتَ لِلتَّمَنِّي، وَلَعَلَّ لِلتَّرَجِي وَالتَّوَقُعِ.

Inna wa akhawatuha yaitu: إِنَّ، أَنَّ، لَكِنَّ، كَأَنَّ، لَيْتَ، لَعَلَّ, kamu katakan إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ، وَلَيْتَ عَمْرًا شَاخِصٌ, dan yang serupa dengannya. Makna inna dan anna adalah untuk taukid (penguat), lakinna untuk istidrok (susulan), kanna untuk tasybih (penyerupaan), laita untuk tamanni (perandaian), dan la’alla untuk taraji dan tawaqu’ (harapan baik).

Mari lihat penjelasan lengkapnya di bawah ini:

1. Inna (إِنَّ)

Makna Inna yaitu sesungguhnya.

Berfungsi untuk menguatkan suatu perkataan (taukid).

Dengan menggunakan inna, suatu perkataan jadi lebih jelas penekanannya.

Contohnya di dalam Al Quran surat Yasin ayat 3:

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ

sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul.

Dhomir كَ di sini, berkedudukan i’rob nashob, karena menjadi isimnya Inna.

Dhomir sendiri merupakan isim mabni sehingga tanda i’robnya tidak tampak.

2. Anna (أَنَّ)

Anna artinya “bahwa sesungguhnya”.

Berfungsi sebagai penguat atau penekananan juga.

Contohnya dalam kalimat syahadat:

وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Dan aku bersaksi, bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah.

مُحَمَّدًا dibaca nashob, tandanya berupa fathah, karena merupakan isim mufrod, dan menjadi isimnya anna.

3. Lakinna (لَكِنَّ)

Lakinna artinya “akan tetapi”.

Berfungsi untuk menyangkal perkataan sebelumnya.

Contohnya di dalam surat Al Baqarah ayat 102:

وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا

Sulaiman itu tidak kafir, akan tetapi setan-setan itulah yang kafir.

الشَّيٰطِيْنَ menjadi isim dari lakinna, sehingga dibaca nashob, tanda nashabnya dengan fathah, karena merupakan jamak taksir.

4. Kanna (كَأَنَّ)

Kaanna artinya “seakan-akan”.

Contohnya di dalam Al Quran surat As-Shaf ayat 4:

كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ

Seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

هُمْ adalah isim dhomir yang menjadi isimnya kanna, fi mahalli nashab.

5. Laita (لَيْتَ)

Laita artinya kiranya / seandainya, tapi untuk sesuatu yang tidak mungkin.

Contohnya di dalam Al Quran surat Al Haqqah ayat 27:

يٰلَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَۚ

Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu.

Dhamir ha, berkedudukan nashab, karena menjadi isim dari laita.

6. La’alla (لَعَلَّ)

La’alla berarti semoga, agar, boleh jadi.

La’alla merupakan harapan.

Contohnya di dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 63:

وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُوْنُ قَرِيْبًا

Dan tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya.

السَّاعَةَ menjadi isim dari la’alla, sehingga dii’rabi nashab.

Nah, kurang lebih itulah contoh inna wa akhwatuha dalam Al Quran lengkap dengan surat dan ayatnya.

Kesimpulan

Inna wa akhwatuha termasuk amil yang masuk pada mubtada dan khobar.

Inna wa akhwatuha terdiri dari inna, anna, lakinna, kaanna, laita, dan la’alla.

Contoh inna wa akhwatuha dan artinya bisa dilihat pada artikel di atas.

Demikian kajian kitab Jurumiah tentang Inna Wa Akhwatuha Dan Contohnya, Pada Isim Maupun Khobar. Baca juga: materi nahwu shorof lengkap.