jumanto.com – Startup itu lahir dari masalah-masalah yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Dengan adanya kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat, kita akhirnya bisa membuat sebuah startup untuk mengatasi problem-problem yang ada.
Di Indonesia, sudah banyak sekali startup yang berdiri.
Ada yang tetap bertahan hingga kini, ada yang tumbang di tengah jalan.
Jika suatu startup dianggap mampu mengatasi masalah mereka, maka masyarakat akan tetap menggunakannya hingga kini.
Namun jika dirasa kurang bermanfaat, bahkan mungkin tidak aman dan jadi bahan penipuan, maka akan ditinggalkan
Startup Lahir Dari Masalah Yang Sangat Dekat Dengan Kehidupan Kita
Aplikasi-aplikasi yang ada sekarang ini, itu dibuat oleh foundernya, untuk menyelesaikan kebutuhan masyarakat yang begitu banyak.
Diharapkan, dengan adanya startup, manusia bisa hidup dengan cara yang lebih mudah, simple, dan praktis.
Kebutuhan-kebutuhan manusia itulah yang menjadi landasan mengapa perusahaan startup didirikan.
Berikut ini contoh-contoh masalah-masalah yang sangat dekat dengan kita yang kemudian melahirkan startup:
1. Kebutuhan akan transportasi yang mudah
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat perlu untuk bergerak.
Berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Baik untuk bekerja, sekolah, belajar, belanja, wisata, dan keperluan lainnya.
Di jaman dulu, jika tidak membawa kendaraan pribadi, orang harus jalan kaki dulu keluar, lalu naik ojek atau memberhentikan taksi.
Ini jadi ribet dan gak simple.
Dari masalah ini, akhirnya lahirnya startup dalam bidang transportasi.
Kita tentu mengenal aplikasi Gojek, Grab, Maxim, dan sejenisnya.
Dulu ada Uber juga.
Perusahaan startup ini menjadi solusi bagi masalah yang ada di sekitar kita.
Lebih lanjut lagi, mereka gak hanya melayani transportasi online.
Tapi bergerak ke bidang kuliner.
Menyediakan jasa layanan pembelian makanan online, lewat GoFood, Grab Food.
Dan berkembang lebih jauh lagi sekarang ini ke arah dompet digital.
2. Kebutuhan belanja
Jaman dulu, orang mau beli baju harus ke pasar, swalayan, atau ke mall.
Untuk pergi ke sana, butuh waktu serta biaya.
Belum lagi pilihannya terbatas, pada apa yang ada di pasar itu.
Lalu, muncullah startup, seperti Blibli, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Zalora, dan masih banyak lagi.
Perusahaan startup ini membuat masyarakat jadi lebih leluasa saat belanja, dengan pilihan yang sangat banyak, bisa menghemat waktu dan biaya.
Belanja online yang dulunya harus bayar ongkos kirim karena beli ke personal, dengan adanya marketplace, bisa free ongkir.
3. Kebutuhan belajar
Anak-anak sekolah, tidak cukup hanya mendapatkan materi di sekolah.
Jika ingin menambah ilmu, mereka harus belajar lagi di rumah.
Ada juga yang datang dengan les ke tempat bimbel.
Datang ke tempat bimbel, memakan waktu dan biaya.
Maka muncullah startup seperti Ruang Guru dan sejenisnya.
Mereka mengatasi masalah anak-anak yang ingin belajar di rumah, dengan biaya yang lebih murah, tapi dengan materi pembelajaran yang cukup lengkap.
Nah, dari gambaran di atas, tentu kamu bisa menangkap, bahwa startup itu lahir dari masalah yang ada pada kehidupan kita.
Tentunya, kamu masih bisa menyebutkan contoh-contoh lainnya.
Tahapan Membuat Aplikasi Startup
Beberapa cara untuk membuat sebuah startup di antaranya:
1. Temukan masalah yang ada di sekitar kita
Manusia hidup pasti penuh dengan masalah dan kebutuhan.
Itu bisa menjadi ide untuk membuat sebuah startup.
Misalkan kebutuhan sayur padahal di masa pandemi gak boleh keluar.
Kebutuhan liburan, membeli rumah, dan masih banyak lagi.
2. Mencari Co-Founder
Bisnis startup itu susah dijalankan sendirian.
Bahkan mungkin gak bisa.
Oleh karena itu carilah rekan.
3. Action membangun startup
Setelah mendapatkan rekan, segera rencanakan konsepnya.
Lalu eksekusi konsep tersebut.
Action adalah langkah penting dalam membangun startup.
4. Evaluasi dan Koreksi
Startup harus dievaluasi secara intern sebelum diujicobakan ke publik.
Setelah oke di intern, ujicoba ke publik.
Dapatkan masukkan dan perbaiki kekurangan.
Launching jika sudah minim kekurangan.
Sambil jalan, tentunya akan terus ada perbaikan karena masukan dari pengguna.
5. Membangun relasi dan kolaborasi
Agar bisa tetap bertahan, perlu dibangun relasi dan kolaborasi.
Bisnis startup harus bisa menggandeng bisnis startup atau bisnis konvensional lainnya.
Tak cuma agar bertahan, tapi agar terus berkembang.
Pengujian Aplikasi Startup
Aplikasi yang telah dibuat, itu pasti tidak sempurna.
Ada saja kekurangannya.
Dan aplikasi juga bisa ketinggalan jaman, jika tidak terus diuji dan dikembangkan.
Pengujian aplikasi startup ada dua jenis:
1. Alpha testing
Alpha testing adalah pengujian suatu aplikasi atau produk dalam ruang internal yang terbatas, biasanya terkait dengan fungsi-fungsi dasar, apakah sudah berjalan dengan baik atau belum.
Jadi yang melakukan pengujian adalah staf internal pengembangnya.
Dari alpha testing ini, akan ditemukan bug yang sifatnya basic.
Alpha testing ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
2. Beta testing
Beta testing adalah pengujian aplikasi atau produk yang dilakukan oleh klien atau end user sebagai pengguna akhir yang akan menggunakan aplikasi atau produk tersebut.
Biasanya akan dipilih beberapa user untuk ujicoba produk sebelum benar-benar dilaunching secara luas.
Makanya sering kita dengar istilah produk versi beta.
Nah, dengan adanya dua pengujian di atas, maka diharapkan aplikasi atau produk yang dihasilkan minim cacat setelah dilaunching.