jumanto.com – Fa’il adalah isim yang dibaca rofa’ yang jatuh setelah fi’il mabni ma’lum atau isim yang diserupakan dengan fiil mabni ma’lum (syibhu ma’lum). Jika dia jatuh setelah fi’il majhul, disebut dengan naibul fail, sebagaimana telah saya singgung sebelumnya di materi pembahasan matan kitab jurumiyah bab marfuatul asma.
Nah, di materi kali ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang salah satu isim yang dibaca rofa‘, yaitu fa’il.
Untuk kamu yang belum mengikuti materi pembelajaran kitab jurumiyah sebelumnya, silakan baca materinya di sini:
Apa Itu Fa’il?
Apa definisi fail dalam bahasa arab?
Mari kita lihat matan kitab jurumiyah terkait pengertian fa’il.
اَلْفَاعِلُ هُوَ الاسم اَلْمَرْفُوعُ اَلْمَذْكُورُ قَبْلَهُ فِعْلُهُ.
Fail adalah isim yang dibaca rofa’ yang fi’ilnya disebutkan sebelumnya.
Jadi Fail itu terletak setelah fiilnya.
Contohnya:
قَامَ مُحَمَّدٌ
Muhammad telah berdiri.
- قَامَ adalah fiil.
- مُحَمَّدٌ adalah isim marfu’ yang merupakan fa’il.
Susunan kalimat yang terdiri atas fi’il dan fa’il disebut dengan jumlah fi’liyah.
Pembahasan Fa’il Lanjutan
Dalam ilmu nahwu Bahasa Arab, kita juga mengenal definisi fail sebagai berikut:
Fail adalah isim yang dibaca rofa’ yang jatuh setelah:
- Fiil mabni ma’lum, contohnya: جَلَسَ عُثْمَانُ, atau
- Syibhu ma’lum, yaitu isim yang diserupakan dengan fiil mabni ma’lum, bisa berupa:
- isim fa’il yang bisa beramal seperti fiilnya, contohnya: فَرِحَ الرَّجُلُ الْمَاهِرُ اِبْنُهُ. Lelaki yang anak lelakinya cerdas telah bahagia.
- shifat musyabbahat bismil fa’il, contohnya: شَرَحَتْ الْمَرْأَةُ الْكَثِيْرَةُ اَمْوَالُهَا الدَّرْسَ. Perempuan yang banyak hartanya telah menjelaskan pelajaran.
Penjelasan mengenai syibhu ma’lum
Isim fail
فَرِحَ الرَّجُلُ الْمَاهِرُ اِبْنُهُ
- الرَّجُلُ adalah fail dari fiil mabni ma’lum فَرِحَ.
- اِبْنُهُ adalah fail dari isim fail الْمَاهِرُ .
Shifat musyabbahat bismil fa’il
شَرَحَتْ الْمَرْأَةُ الْكَثِيْرَةُ اَمْوَالُهَا الدَّرْسَ
- الْمَرْأَةُ adalah fail dari fiil mabni ma’lum شَرَحَتْ .
- اَمْوَالُهَا adalah fail dari sifat musyabbahat bismil fail الْكَثِيْرَةُ .
Pembagian Fail dan Contohnya
Di lanjutkan di matan kitab jurumiyah sebagai berikut:
وَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ ظَاهِرٍ, وَمُضْمَرٍ.
Fail terbagi menjadi dua, yaitu dzahir dan dhomir.
فَالظَّاهِرُ نَحْوَ قَوْلِكَ قَامَ زَيْدٌ, وَيَقُومُ زَيْدٌ, وَقَامَ الزَّيْدَانِ, وَيَقُومُ الزَّيْدَانِ, وَقَامَ الزَّيْدُونَ, وَيَقُومُ الزَّيْدُونَ, وَقَامَ اَلرِّجَالُ, وَيَقُومُ اَلرِّجَالُ, وَقَامَتْ هِنْدٌ, وَقَامَتْ اَلْهِنْدُ, وَقَامَتْ الْهِنْدَانِ, وَتَقُومُ الْهِنْدَانِ, وَقَامَتْ الْهِنْدَاتُ, وَتَقُومُ الْهِنْدَاتُ, وَقَامَتْ اَلْهُنُودُ, وَتَقُومُ اَلْهُنُودُ, وَقَامَ أَخُوكَ, وَيَقُومُ أَخُوكَ, وَقَامَ غُلَامِي, وَيَقُومُ غُلَامِي, وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.
Fail isim dzohir seperti perkataanmu:
- قَامَ زَيْدٌ: Zaid telah berdiri.
- يَقُومُ زَيْدٌ: Zaid sedang/akan berdiri.
- قَامَ الزَّيْدَانِ: Dua Zaid telah berdiri.
- يَقُومُ الزَّيْدَانِ: Dua Zaid sedang/akan berdiri.
- قَامَ الزَّيْدُونَ: Banyak Zaid telah berdiri.
- يَقُومُ الزَّيْدُونَ: Banyak Zaid sedang’akan berdiri.
- قَامَ اَلرِّجَالُ: Banyak lelaki telah berdiri.
- يَقُومُ اَلرِّجَالُ: Banyak lelaki sedang/akan berdiri.
- قَامَتْ هِنْدٌ: Hindun telah berdiri.
- قَامَتْ اَلْهِنْدُ
- قَامَتْ الْهِنْدَانِ
- تَقُومُ الْهِنْدَانِ
- قَامَتْ الْهِنْدَاتُ
- تَقُومُ الْهِنْدَاتُ
- قَامَتْ اَلْهُنُودُ
- تَقُومُ اَلْهُنُودُ
- قَامَ أَخُوكَ
- يَقُومُ أَخُوكَ
- قَامَ غُلَامِي
- يَقُومُ غُلَامِي
- dan yang serupa dengannya.
Fail dhohir, berarti failnya bukan berupa kata ganti.
Tetapi berupa isim dzohir.
Fail isim dhomir
Berarti failnya berupa kata ganti (isim dhomir), baik dhomir mustatir maupun bariz.
وَالْمُضْمَرُ اِثْنَا عَشَرَ, نَحْوَ قَوْلِكَ “ضَرَبْتُ, وَضَرَبْنَا, وَضَرَبْتَ, وَضَرَبْتِ, وَضَرَبْتُمَا, وَضَرَبْتُمْ, وَضَرَبْتُنَّ, وَضَرَبَ, وَضَرَبَتْ, وَضَرَبَا, وَضَرَبُوا, وضربن”.
Fail dhomor ada 12 macam, seperti perkataanmu:
- ضَرَبْتُ: aku telah memukul.
- ضَرَبْنَا: kami telah memukul.
- ضَرَبْتَ: kamu (lk2) telah memukul.
- ضَرَبْتِ: kamu (pr) telah memukul.
- ضَرَبْتُمَا: kalian berdua telah memukul.
- ضَرَبْتُمْ: kalian (lk2) telah memukul.
- ضَرَبْتُنَّ: kalian (pr) telah memukul.
- ضَرَبَ: dia (lk2) telah memukul.
- ضَرَبَتْ: dia (pr) telah memukul.
- ضَرَبَا: mereka berdua (lk2) telah memukul.
- ضَرَبُوا: mereka (lk2) telah memukul.
- ضربن: mereka (pr) telah memukul.
*) Dalam pembelajaran lainnya, fail juga ada yang berupa mashdar muawwal.
Kesesuaian Fiil dan Fail Dari Sisi Mudzakkar dan Muannats
Antara fiil dan fail, itu bisa bertemu langsung atau tidak bertemu langsung.
Jika fiil dan fail bertemu langsung, maka antara fiil dan fail harus sesuai dalam segi mudzakkar dan muannatsnya.
Contohnya, seperti di atas:
Mudzakkar
قَامَ زَيْدٌ
زَيْدٌ adalah isim mudzakkar.
Karena fa’ilnya adalah mudzakkar, maka fiilnya juga mudzakkar (قَامَ ).
Fiil tidak menggunakan ta ta’nits sakinah.
Demikian juga contoh lainnya, meskipun isim mutsanna maupun jamak.
- يَقُومُ زَيْدٌ
- قَامَ الزَّيْدَانِ
- يَقُومُ الزَّيْدَانِ
- قَامَ الزَّيْدُونَ
- يَقُومُ الزَّيْدُونَ
Muannats
قَامَتْ هِنْدٌ
هِنْدٌ adalah fail isim muannats.
Dengan demikian, fiilnya juga muannats, قَامَتْ , dengan menggunakan ta ta’nis sakinah.
Demikian juga jika failnya mutsanna maupun jamak, seperti contoh di atas.
Fa’il Tidak Harus Jatuh Langsung Setelah Fi’il
Jika fail tidak jatuh persis setelah fiilnya, maka memungkinkan fiil tidak sesuai dengan failnya dalam segi mudzakkar dan muannatsnya:
Jika fail muannats, fiil bisa mudzakkar atau muannats
Contohnya:
يَخْرُجُ مِنَ الْمَسْجِدِ بَعْدَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ الْأُسْتَاذَةُ
Failnya adalah الْأُسْتَاذَةُ, yang merupakan isim muannats.
Namun, karena antara fiil dan fail terpisah, maka boleh fiilnya mudzakkar, يَخْرُجُ .
Atau boleh juga fiilnya muannats, sehingga menjadi:
تَخْرُجُ مِنَ الْمَسْجِدِ بَعْدَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ الْأُسْتَاذَةُ
Jika fail mudzakkar, fiil harus mudzakkar gak boleh muannats
Contohnya:
يَخْرُجُ مِنَ الْمَسْجِدِ بَعْدَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ الْأُسْتَاذُ
Fiil di sini harus yakhruju, gak boleh takhruju.
Baca juga:
Contoh Fa’il Dalam Al Quran
Berikut ini beberapa contoh fail di dalam Al Quran beserta surat dan ayatnya lengkap (lihat yang warna merah).
- Contoh fa’il isim dhomir, surat Al Baqarah ayat 6: اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ. كَفَرُوْا ada fail isim dhomir (wawu jamak) di sana.
- Contoh fail isim dzahir, surat al Baqarah ayat 7: خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ.
- Surat Al Baqarah ayat 10: فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ.
- Surat Al Baqarah ayat 11: قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ, ada fail isim dhomir (wawu jamak) di sana.
- Surat Ali Imran ayat 3: نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ , di dalam kata نَزَّلَ ada fail isim dhomir (huwa), berupa dhomir mustatir wujuban.
Baca juga:
Contoh fi’il fa’il maf’ul bih
Contoh kalimat fail dalam bahasa arab lengkap sebagai berikut:
يَكْتُبُ الدَّرْسَ الْجَدِيْدَ اَمَامَ الْفَصْلِ هَذَا الْوَلَدُ
Anak ini sedang menulis pelajaran baru di depan kelas.
- يَكْتُبُ adalah fiil.
- الدَّرْسَ adalah maf’ul bih.
- هَذَا yang merupakan isim isyarah, adalah fail.
- الْوَلَدُ bisa menjadi badal, athaf bayan, atau na’at.
Dalam Bahasa Indonesia, bisa diungkapkan dengan Subjek, Predikat, Objek.
- Subjek (fail): هَذَا
- Predikat (fiil): يَكْتُبُ
- Objek (maful bih): الدَّرْسَ
اَمَامَ الْفَصْلِ adalah keterangan tempat.
الْجَدِيْدَ adalah naat atau sifat dari الدَّرْسَ
Baca juga:
Catatan Penting
Fiil selalu dalam keadaan mufrod, meskipun failnya mutsanna atau jamak.
Seperti contoh pembagian fail di atas.
Semua fiil dalam keadaan mufrod.
Kesimpulan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kita bisa tahu, apa yang dimaksud dengan fail dalam bahasa arab, ada berapa macam pembagiannya, bisa menyebutkan contohnya, dan bisa menentukan kapan menggunakan fiil mudzakkar serta muannatsnya.
Mudah-mudahan materi fa’il ini bermanfaat. Baca juga: belajar nahwu shorof lengkap.