jumanto.com – Fi’il Mabni Dan Mu’rab. Kembali mengingatkan pelajaran sebelumnya, bahwa kalimat fi’il setidaknya bisa dibedakan menjadi 6 kategori. Selain pembagian fi’il menjadi madhi, mudhari’ dan amr, fi’il juga bisa dibedakan berdasarkan perubahan harakat akhir katanya.
Dari perubahan akhir kalimat atau yang dikenal dengan i’rab, fi’il bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu fi’il mabni dan fi’il mu’rab.
Isim juga demikian, nanti bisa dibedakan menjadi isim mabni dan isim mu’rab.
Nah, di pembahasan nahwu dasar dalam tata Bahasa Arab kali ini, materi pembahasan akan kita mulai dengan pengertian dari kedua fi’il di atas.
Apa Itu Fi’il Mabni dan Fi’il Mu’rab?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai contoh dan pembagiannya, mari kita ketahui dulu definisinya menurut ilmu nahwu.
[sc_fs_multi_faq headline-0=”h3″ question-0=”Pengertian Fiil Mabni dalam Ilmu Nahwu” answer-0=”Fiil mabni adalah fi’il yang harakat huruf akhirnya tidak bisa berubah-ubah meskipun ada ‘amil yang masuk kepadanya.” image-0=”” headline-1=”h3″ question-1=”Pengertian Fiil Mu’rob dalam Ilmu Nahwu” answer-1=”Fiil mu’rob adalah fi’il yang harakat huruf akhirnya bisa berubah-ubah disesuaikan ‘amil yang masuk kepadanya.” image-1=”” count=”2″ html=”true” css_class=””]Baca juga: tanda-tanda kalimat fi’il.
Apa Saja Yang Termasuk Fi’il Mabni?
Fi’il mabni terdiri atas 3 jenis, sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas.
Fi’il madhi dan amr pasti mabni, berbeda dengan fi’il mudhari’, bisa mabni bisa mu’rab.
Yang termasuk ke dalam fi’il mabni adalah sebagai berikut:
1. Mabninya Fi’il Madhi
Untuk mempermudah, silakan ingat-ingat kembali tasrif fi’il madhi di bawah ini:
Dari tabel tasrif lughawi fi’il madhi di atas, kita bisa melihat, mabninya fi’il madhi itu terbagi menjadi:
- mabni ‘alal fathi, contohnya: كَتَبَ، كَتَبَا، كَتَبَتْ، كَتَبَتَا.
- mabni ‘ala al–dhammi, contohnya: كَتَبُوْا.
- mabni ‘ala al-sukuni, contohnya: كَتَبْنَ، كَتَبْتَ، كَتَبْتُمَا، كَتَبْتُمْ، كَتَبْتِ، كَتَبْتُنَّ، كَتَبْتُ، كَتَبْنَا.
Silakan dicocokkan dengan tashrif fiil madhi di atas, dan hafalkan agar memudahkan saat belajar bahasa arab.
2. Mabninya Fi’il Amr
Untuk mempermudah pembahasan mabninya fiil amr, silakan ingat-ingat lagi juga tashrifan fiil amr sebagai berikut:
Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa fi’il amr itu bisa:
- mabni atas sukun, contohnya: اُكْتُبْ, اُكْتُبْنَ.
- mabni dengan membuang nun, contoh: اُكْتُبِي, اُكْتُبَا, اُكْتُبُوْا.
- mabni dengan membuang huruf illat, contohnya: اِرْمِ, aslinya adalah اِرْمِى.
- mabni dengan dengan fathah, yaitu saat bertemu dengan nun taukid (baik khafifah maupun tsaqilah), contoh: اُكْتُبَنْ، اُكْتُبَنَّ.
3. Mabninya Fi’il Mudhari’
Fiil mudhari’ dihukumi mabni saat fiil tersebut bertemu dengan nun taukid atau nun niswah.
Nun Taukid
Nun taukid adalah nun yang berfungsi untuk menguatkan artik kalimat yang dimasukinya.
Contohnya:
- nun taukid tsaqilah: يَكْتُبَنَّ. cirinya nun bertasydid.
- nun taukid khafifah: يَكْتُبَنْ. nun sukun di akhir kalimat.
Artinya: dia laki-laki sungguh/benar-benar sedang/akan menulis.
Bisa diartikan dengan sungguh-sungguh atau benar-benar.
Saat bertemu nun taukid, fiil mudhori’ mabni ‘alal fathi.
Nun Niswah
Nun niswah adalah nun yang menunjukkan makna perempuan banyak.
Lihat tashrif fi’il mudhari’ berikut:
Lihat nomor 2 dan 4, di kolom “Jamak”.
Di situ ada nun niswah:
- يَكْتُبْنَ yang artinya mereka perempuan sedang/akan menulis.
- تَكْتُبْنَ, artinya kalian perempuan sedang/akan menulis.
Jika fi’il mudhari’ bertemu dengan nun niswah, maka dia mabni ‘alassukun.
Selain dua fi’il mudhari’ yang ada nun niswah tadi, fiil mudhari yang ada di tabel di atas hukumnya mu’rab.
Jadi yang mabni cuma dua dari tabel di atas.
Apa Saja Yang Termasuk Fi’il Mu’rob?
Seperti telah lihat di pembagian fiil di atas, fiil mu’rob hanya masuk kepada fi’il mudhari’ selain yang bertemu dengan nun taukid dan nun niswah.
Silakan lihat kembali tabel tasrifan fiil mudhori’ di atas.
Mu’robnya fiil mudhori’ sebagai berikut:
1. Fiil mudhari marfu’ (dibaca rofa’)
Fiil mudhari dalam kedaan mu’rob yang pertama bisa berhukum i’rab rofa’ untuk jika tidak ada amil nashab dan ‘amil jazem yang masuk kepadanya.
Jadi, dibaca sesuai dengan apa yang ada di tabel tasrifan di atas, contohnya: يَكْتُبُ، يَكْتُبَانِ يَكْتُبُوْنَ.
2. Fi’il mudhari’ nashab
Fiil mudhari dibaca nashob jika bertemu dengan ‘amil nashib.
‘Amil nawashib tersebut adalah: اَنْ، لَنْ، اِذَنْ، كَي، لَامُ كَي، لَامُ الْجُحُوْدِ، حَتَّى، الجوَابُ بِالْفَاءِ، الجوَابُ بِالْوَاو، أَوْ.
Contohnya:
- اَنْ يَكْتُبَ
Penjelasan tanda-tanda i’rab nashabnya insya Allah akan kita bahas di artikel berikutnya.
3. Fi’il Mudhari’ Jazm
Fiil mudhari’ dibaca jazem jika bertemu dengan ‘amil jawazim seperti: لَمْ، لَمَّا، اَلَمْ، اَلَمَّا، لَامُ الْاَمْرِ، لَامُ في النَّهْى، إِنْ، مَا، مَنْ، مَهْمَا، إِذْمَا، أَيٌّ، مَتَى، أَيَّانَ، أَيْنَ، أَنَّى، حَيْثُمَا، كَيْفَمَا.
Contohnya sebagai berikut: لَمْ يَكْتُبْ.
Tanda-tanda i’rab jazem kita bahas di pertemuan lain juga insya Allah.
Amil jazm sendiri nanti dibedakan menjadi:
- menjazemkan satu fiil mudhari’.
- menjazemkan dua fiil mudhari.
Fiil Lil Majhul dan Ma’lum
Dari kedua fiil di atas, baik mabni maupun mu’rab, bisa kita buat menjadi fi’il majhul dan fi’il ma’lum.
Fiil ma’lum adalah kata kerja aktif, dan fiil majhul adalah kata kerja pasif.
Ma’lum = diartikan me-
Majhul = diarikan di-
Fiil Mabni Lil Ma’lum
Semua tashrifan di atas baik madhi, mudhari maupun amr adalah tashiran fi’il ma’lum yang merupakan kata kerja aktif.
Jadi, contohnya tinggal lihat 3 tabel tasrifan di atas.
Fiil mabni lil majhul
Untuk fiil madhi, ibuat dari fiil ma’lum yang harakat huruf awalnya diubah menjadi dhammah dan harakat huruf sebelum akhir diubah menjadi kasrah.
Contohnya:
- ma’lum = كَتَبَ (dia laki-laki telah menulis), diubah menjadi majhul = كُتِبَ yang artinya (dia laki-laki) telah ditulis.
Sedangkan untuk fiil mudhari‘, dhammah harakat awal dan fathah harakat huruf sebelum akhir.
- ma’lum = يَكْتُبُ (dia laki-laki sedang/akan menulis), diubah jadi majhul = يُكْتَبُ yang artinya (dia laki-laki) sedang/akan ditulis.
Keterangan lebih lanjut akan kita bahas sendiri mengenai fi’il ma’lum dan majhul.
Baca juga: pembagian kalimat dalam bahasa arab.
Kesimpulan
Fiil madhi dan amr pasti mabni.
Fi’il mudhari’ pasti mu’rab kecuali yang bertemu dengan nun niswah dan nun taukid.
Masing-masing nanti ada yang ma’lum dan ada yang majhul.
Daftar isi materi Bahasa Arab, baca: Materi Nahwu Shorof Dasar.
Demikian penjelasan fiil mabni dan mu’rab selengkapnya berikut contoh. Baca juga: Pembagian Isim.