jumanto.com – Pengertian Fi’il Madhi, Mudhari’, Amr Beserta Ciri-ciri dan Contohnya Lengkap. Di artikel sebelumnya saya telah menuliskan macam-macam fi’il yang paling tidak bisa kita kategorikan menjadi 6 kelompok.
Di kelompok yang pertama, pembagian fi’il dibedakan berdasarkan waktunya, yaitu: fi’il madhi, mudhori’ dan amar.
Sedangkan fi’il nahyi tidak dimasukkan ke dalam pembagian fi’il ini karena fi’il nahi sejatinya merupakan fi’il mudhari’ yang disukun akhirnya atau dibuang huruf akhirnya dan di tambahkan laa di depannya.
Pembagian fi’il berdasarkan waktunya ini merupakan pembagian fiil yang paling sering kita dengar sehingga paling familiar di telinga kita.
Untuk mengubah dari fi’il madhi menjadi fi’il mudhari’, dan kemudian menjadi fi’il amr, maka kita belajar ilmu yang namanya sharaf.
Kita harus menghafalkan tashrifan agar bisa membentuk fi’il mudhari dan amar dengan benar, terutama untuk yang qiyasi.
Sedangkan untuk yang sama’i, perlu lihat kamus.
Baca juga: apa yang dimaksud dengan isim.
Penjelasan Singkat
[sc_fs_multi_faq headline-0=”h3″ question-0=”apa yang dimaksud dengan fi’il madhi?” answer-0=”fiil madhi adalah kata kerja lampau” image-0=”” headline-1=”h3″ question-1=”Apa yang dimaksud dengan fi’il mudhari’?” answer-1=”Fi’il mudhari’ adalah kata kerja sekarang/akan datang yang berarti sedang/akan” image-1=”” headline-2=”h3″ question-2=”Apa yang dimaksud dengan fi’il amr’?” answer-2=”Fi’il amr adalah kata kerja perintah” image-2=”” count=”3″ html=”true” css_class=””]Baca juga: pembagian kalimat dalam bahasa arab.
Pengertian Fi’il Madhi, Mudhari’, Amr
Berdasarkan waktunya, fi’il terbagi menjadi maadhii, mudhaari’, dan amr.
Berikut ini definisinya yang saya terjemahkan dari kitab durus al lughah al arabiyah.
Pengertian fi’lul maadhi
Di kitab tersebut, fiil maadhi didefinisikan sebagai:
فالماضي مَا دلّ على معنى في نفسه مقرتنٍ بالزمان الماضي كجَاءَ واجْتَهَدَ وَتَعَلَّمَ
Fi’lul maadhi adalah fi’il yang menujukkan makna kepada dirinya sendiri disertai dengan masa lampau seperti جَاءَ , اجْتَهَدَ , dan تَعَلَّمَ.
Contoh yang diberikan telah mewakili fi’il mujarrad (seperti ja’a) dan mazid fiih (seperti ijtahada dan ta’allama).
Secara sederhana, fi’lul madhi dapat dipahami sebagai: Kata Kerja Lampau.
Biasa diartikan dengan: telah.
Contohnya:
- جَاءَ artinya dia laki-laki telah datang.
- اجْتَهَدَ artinya dia laki-laki telah berijtihad.
- تَعَلَّمَ artinya dia telah mempelajari.
Pengertian Fi’lul Mudhaari’
Definisi fi’lul mudhori’ sebagai berikut:
والمضارع مَا دلّ على معنى في نفسه مقرتنٍ بزمان يحتمل الحال والاستقبال، مثل يَجِىءُ، ويَجْتَهِدُ، وَيَتَعَلَّمُ
Fi’il mudhaari’ adalah fi’il yang menunjukkan makna kepada dirinya sendiri berkaitan dengan zaman sekarang (hal) dan istiqbal (akan datang), seperti يَجِىءُ، يَجْتَهِدُ، dan يَتَعَلَّمُ.
Fi’il mudhari’ bisa di artikan: sedang/akan.
Dalam Bahasa Inggris, kita mengenal istilah present tense dan future tense.
Ciri khas dari Fi’il Mudhori’ adalah adanya hurf mudhara’ah (انيت)di awal kalimatnya, seperti:
- اَكْتُبُ (aku sedang/akan menulis).
- نَكْتُبُ (kami sedang/akan menulis).
- يَكْتُبُ (dia laki-laki sedang/akan menulis).
- تَكْتُبُ (dia perempuan/kamu laki-laki sedang/akan menulis.
Pengertian Fi’lul Amri
Fi’il amr didefiniskan sebagai:
والامر مَا دلّ على طلب وقوع الفعل من الفاعل المخاطب بغير لام الامر، مثل جِيءْ، واجْتَهِدْ، وتَعَلَّمْ
Fi’il Amr adalah kata kerja yang menunjukkan permohonan terjadinya pekerjaan dari Fa’il Mukhatab (Subjek Orang Yang Diajak Bicara) tanpa menggunakan lam amr, seperti جِيءْ، اجْتَهِدْ، dan تَعَلَّمْ.
Fi’il amr bisa diterjemakan: kerjakanlah (kamu).
Menyuruh kepada orang yang diajak bicara (Fa’il Mukhatab).
Contohnya:
- جِيءْ artinya datanglah (kamu, satu orang).
- اجْتَهِدْ artinya berijtihadlah kamu.
- تَعَلَّمْ artinya belajarlah kamu.
Tasrif Fi’il Madhi (Lughawi)
Tashrif adalah perubahan kata dari bentuk satu ke bentuk lain, terdiri dari tashrif lughawi dan istilahi.
Tashrif lughawi dari fi’il madhi dibedakan berdasarkan laki-laki dan perempuan, mufrad tatsniyah jamak, serta berdasarkan orang pertama, kedua atau orang ketiga.
- Orang pertama adalah yang berbicara (mutakallim), yang artinya aku/kita/kami.
- Orang kedua adalah orang yang diajak bicara (mukhatab) yang berarti kamu atau kalian.
- Sedangkan orang ketiga adalah yang tidak diajak bicara (ghaib), meskipun ada di depan kita, yang berarti dia/mereka.
Ini penjelasan lengkap tashrif fi’il madhi beserta artinya.
1. Mudzakar Ghaib (Dia/Mereka Laki-laki).
- كَتَبَ artinya dia laki-laki telah menulis.
- كَتَبَا artinya Mereka berdua laki-laki telah menulis.
- كَتَبُوْا artinya Mereka laki-laki telah menulis.
2. Muannats Ghaib (Dia/Mereka Perempuan).
- كَتَبَتْ artinya Dia perempuan telah menulis.
- كَتَبَتَا artinya Mereka berdua perempuan telah menulis.
- كَتَبْنَ artinya Mereka perempuan telah menulis.
3. Mudzakar Mukhatab (Kamu/Kalian Laki-laki)
- كَتَبْتَ artinya Kamu laki-laki telah menulis.
- كَتَبْتُمَا artinya Kamu berdua laki-laki telah menulis.
- كَتَبْتُمْ artinya Kalian laki-laki telah menulis.
4. Muannats Mukhatab (Kamu/Kalian Perempuan)
- كَتَبْتِ artinya Kamu perempuan telah menulis.
- كَتَبْتُمَا artinya Kamu berdua perempuan telah menulis.
- كَتَبْتُنَّ artinya Kalian perempuan telah menulis.
5. Mutakallim (Saya/Kami/Kita)
- كَتَبْتُ artinya Aku telah menulis.
- كَتَبْنَا artinya Kita/kami telah menulis.
Untuk mutakallim dua orang, menggunakan katabnaa.
Perlu diperhatikan juga, untuk kamu berdua, baik laki-laki maupun perempuan, sama-sama menggunakan –tuma: كَتَبْتُمَا . Ini sama-sama dipakai baik untuk laki maupun perempuan.
Tashrif Fi’il Mudhari’ (Lughawi)
Tashrif lughawi fiil mudhari’ juga dibedakan berdasarkan mudzakkar muannats, mufrad tatsniyah jamak, dan juga orang pertama, kedua, ketiga.
Hafalkan tashrifan lughawi ini agar memudahan dalam memahami belajar bahasa arab:
يَكْتُبُ يَكْتُبَانِ يَكْتُبُوْنَ
تَكْتُبُ تَكْتُبَانِ يَكْتُبْنَ
تَكْتُبُ تَكْتُبَانِ تَكْتُبُوْنَ
تَكْتُبِيِنَ تَكْتُبَانِ تَكْتُبْنَ
اَكْتُبُ نَكْتُبُ
Berikut ini tabel tashrif fi’il mudhari beserta artinya:
Untuk memudahkan dalam menghafal, yang harus kalian catat dari tashrif lughawi fi’il mudhori’ di atas adalah:
- تَكْتُبُ digunakan untuk dia perempuan (satu) dan kamu laki-laki (satu).
- تَكْتُبَانِ digunakan untuk mereka berdua perempuan, dan kamu berdua baik laki-laki maupun perempuan.
Tashrif Fi’il Amr (Lughawi)
Untuk tasrif fi’il amr itu hanya dibedakan berdasarkan:
- mudzakkar muannats.
- mufrad, tatsniyah dan jamak.
Fi’il amr sendiri hanya berlaku bagi orang kedua, karena saat kita memerintah atau meminta tolong, tentu hanya orang yang kita ajak bicara tujuannya.
- اُكْتُبْ، اُكْتُبَا، اُكْتُبُوْا untuk mudzakkar
- untuk muannats: اُكْتُبِي، اُكْتُبَا، اُكْتُبْنَ
Inilah tabel tashrif fi’il amr selengkapnya:
Yang perlu jadi catatan adalah:
Untuk fi’il amr tasniyah / mutsanna, baik laki-laki maupun perempuan, sama-sama menggunakan lafadz اُكْتُبَا (uktubaa).
Ciri-ciri Fi’il Maadhi, Mudhori’, Amr
Untuk bisa memahami dengan mudah ciri-ciri fiil madhi mudhari dan amr, maka wajib bagi kalian untuk menghafalkan tashrif fi’il di atas.
Setelah hafal, saya jamin akan lebih mudah memahami bahasa arab.
Selanjutnya di kitab Jami’ud Durus Al Arabiyah juga disebutkan ciri-ciri dari jenis kalimat fi’il tersebut baik fiil madhi, mudhari’ maupun amr.
Berikut ini penjelasannya.
Ciri-ciri Fi’il Madhi
Ciri-ciri dari fiil maadhi sebagai berikut:
a. Menerima ta’ ta’nis sakinah
Ciri fi’il madhi yang pertama, selain tidak ada huruf mudhara’ah padanya, adalah dia bisa menerima ta’ ta’nits sakinah.
Ta ini adalah ta yang menunjukkan makna perempuan dan hanya bisa masuk ke fiil madhi, tidak ke fiil lainnya.
Contohnya, lihat tashrifan fi’il madhi di atas:
- كَتَبَتْ yang artinya dia perempuan telah menulis.
Contohnya di dalam Al Quran seperti di dalam surat Maryam ayat 5: وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا.
كَانَتِ asalnya adalah كَانَتْ dengan ta ta’nis sakinah di situ.
Namun karena setelahnya juga berupa huruf mati, yaitu امْرَاَتِيْ, maka huruf ta dikasih harakat kasrah, karena tidak boleh ada dua huruf mati berjejeran di dalam bahasa arab.
b. Menerima ta dhamir
Ta dhamir adalah ta yang menunjukkan kata ganti sebagai fa’il/pelaku/subjek yang ada di fiil madhi.
Contohnya, bisa dilihat di tashrif fi’il madh di atas yang berakhiran dengan ta’ hidup.
- كَتَبْتَ كَتَبْتُمَا كَتَبْتُمْ
- كَتَبْتِ كَتَبْتُمَا كَتَبْتُنَّ
- كَتَبْتُ
Di Al Quran, masih di surat Maryam tadi, contohnya adalah: خِفْتُ. Dengan ta dhamir mutakallim di situ.
Ciri-ciri Fi’il Mudhori’
Ciri-ciri fi’il mudhari’ selain ada huruf mudhara’ahnya adalah:
a. Sin
Sin bermakna akan (سَ).
Contohnya di Surat An-naba ayat 4: كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ.
Tidak, mereka akan mengetahui.
Sin dan saufa hanya masuk ke fi’il mudhari’.
b. Saufa
سوف bermakna: kelak akan.
Contohnya di Surat An-nisa Ayat 30: وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ عُدْوَانًا وَّظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا.
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, kelak akan Kami masukkan dia ke dalam neraka
نُصْلِيْهِ adalah fi’il mudhori’ karena didahului oleh saufa.
c. Lam, lan dan saudaranya
Ciri dari fi’il mudhari’ adalah bisa menerima:
- a’mil nawashib (‘amil yang menashabkan) seperti lan (لَنْ) dan saudaranya, contohnya: لَنْ يَكْتُبَ.
- ‘amil jawazim (amil yang menjazemkan) seperti lam (لَمْ) dan saudaranya, contoh: لَمْ اَكْتُبْ.
Ciri-ciri Fi’il Amr
Ciri-ciri dari fi’il amar adalah fi’il tersebut menunjukkan makna permintaan untuk melakukan sesuatu.
Misalkan: tulislah, datanglah, bacalah, berdoalah.
Fi’il amr juga diketahui dari shighatnya, yang diakhiri dengan sukun atau dengan membuang huruf nun:
- diakhiri dengan sukun: اُكْتُبْ
- membuang huruf nun: اُكْتُبَا، اُكْتُبُوْا , اُكْتُبِي.
Contohnya di Al Quran surat Al A’la: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَى.
Lafadz سَبِّحِ asalnya adalah سَبِّحْ, namun karena setelahnya bertemu huruf mati yaitu اسْمَ , maka huruf kha dikasih harakat kasrah karena tidak boleh ada dua huruf mati berdampingan dalam bahasa arab.
Kesimpulan
Fiil dari segi waktunya dibedakan menjadi madhi mudhari dan amr.
Fi’il madhi ada yang 3 huruf, 4 huruf dan lebih dari itu.
Fi’il mudhari; paling mudah diketahui dari huruf mudhara’ahnya.
Sedangkan fi’il amr dibentuk dari fi’il mudhari’ dengan rumus yang akan kita bahas di artikel selanjutnya.
Kembali ke halaman utama: panduan nahwu shorof.
Demikian penjelasan lengkap pengertian fi’il madhi mudhari’ dan amr beserta ciri-ciri, tanda, tashrif dan contohnya di dalam Al Quran. Baca juga: Perbedaan Kalam, Kalim, Kalimat, Qaul dan Lafadz.