Beranda » Agama » Tajwid » Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 48, Kandungan, Dan Penjelasannya

Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 48, Kandungan, Dan Penjelasannya

Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 48, Kandungan Dan Penjelasannya

jumanto.com – Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 48, Kandungan, Dan Penjelasannya. Surah Al Maidah termasuk dalam kategori surat Madaniyyah, yaitu surat yang diturunkan ba’dal hijrah, setelah Nabi Hijrah.

Surat Almaidah merupakan surat ke lima dari Al Quran, terdiri atas 120 ayat.

Al Maidah artinya jamuan hidangan.

Di dalam surat Al Maidah ini, terdapat juga ayat terakhir yang diturunkan oleh kepada Allah, saat haji wada’.

Ayat tersebut terdapat di surat Al Maidah ayat 3.

Baca juga: Tajwid Surat Al Maun.

Kenapa Dinamakan Surat Al Maidah?

Al Maidah sendiri berarti jamuan makanan.

Di namakan Al Maidah karena di dalam surat ini terkandung kisah turunnya hidangan ( المائدة)  dari langit, setelah kaum hawariyyun, pengikut setia Nabi Isa, memintanya dari Nabi Isa.

Tujuannya untuk membuktikan kebenaran dari kenabian Nabi Isa.

Lalu hidangan tersebut dijadikan hidangan perayaan.

Baca juga: hukum tajwid annisa ayat 136.

Nama Lain Dari Surat Al Maidah

Al maidah memiliki nama lain.

Pertama, Al ‘uqud ( العقود), karena kata ini terdapat pada permulaan surah.

Yang kedua, Al Maidah disebut juga dengan surat Al Munqidzah (المنقذة) yang bisa diartikan sebagai Yang Menyelamatkan.

Itulah beberapa informasi dasar mengenai surah al maidah.

Baca juga: Tajwid Surat Al Hujurat Ayat 12.

Surat Al Maidah Ayat 48 Beserta Artinya

Bunyi surat al maidah ayah 48 dan artinya sebagai berikut:

وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَمُهَيۡمِنًا عَلَيۡهِۖ فَٱحۡكُم بَيۡنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡحَقِّۚ لِكُلّٖ جَعَلۡنَا مِنكُمۡ شِرۡعَةٗ وَمِنۡهَاجٗاۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمۡ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ وَلَٰكِن لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِيعٗا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ

Artinya (terjemahan Kemenag):

Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan“.

Baca juga: Tajwid Surat Yunus Ayat 40.

Untuk Makna Arti Perkata insya Allah akan kita tambahkan lain kali, mudah-mudahan masih diberikan kesempatan ya.

Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 48 Beserta Penjelasannya

Sebelum saya tulis di sini, coba carilah hukum tajwid surat al maidah ayat 48.

Sudah ketemu?

Setelah kita identifikasi, penerapan tajwid di surah almaidah ayat 48 bisa kita sebutkan sebagai berikut:

  1. Ikhfa haqiqi di kata اَنْزَلْنَآ, alasannya karena ada nun sukun bertemu huruf za’.
  2. Mad jaiz munfashil, وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ, alasannya ada bacaan mad (fathah ketemu alif نَآ) bertemu dengan hamzah di kalimat (kata) yang berbeda, cara membacanya boleh dibaca 2, 4 atau 6 harakat.
  3. mad layyin, اِلَيْكَ, alasannya karena ada ya sukun jatuh setelah harakat fathah, cara membacanya dibaca pendek saat washol dan dibaca panjang saat waqof (lebih pendek dari mad ‘aridh lissukun).
  4. Idzhar qomariyah, الْكِتٰبَ, karena ada alif lam bertemu kaf, lam sukunnya dibaca jelas.
  5. Mad ashli atau mad thobi’i, الْكِتَابَ, ada fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu sukun, tasydid, atau hamzah, dibaca panjang 2 harokat (ada yang menuliskannya dengan fathah berdiri untuk menggantikan fathah bertemu alif, الْكِتٰبَ).
  6. Idzhar qomariyah atau alif lam qomariyah, بِالْحَقِّ, alasannya karena ada alif lam bertemu huruf kha’.
  7. Idgham bila ghunnah, مُصَدِّقًا لِّمَا, alasannya karena ada fathah tanwin bertemu dengan huruf lam, cara membacanya tanwin dimasukkan ke huruf lam dan dibaca tidak berdengung.
  8. Mad thobi’i, لِّمَا, penjelasannya karena ada fathah ketemu alif (lengkapnya seperti penjelasan di atas).
  9. Mad layyin, بَيْنَ, karena ada ya mati jatuh setelah fathah.
  10. Mad layyin, يَدَيْهِ, alasannya sama dengan atas.
  11. Idzhar qomariyah, مِنَ الْكِتٰبِ, ada alif lam bertemu kaf.
  12. Mad thobi’i, مِنَ الْكِتٰبِ alasannya sama seperti nomor 5.
  13. Idzhar halqi, وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ, alasannya karena ada fathah tanwin bertemu huruf ‘ain.
  14. Mad layyin, عَلَيْهِ.
  15. Ikhfa Syafawi, فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ, ada mim sukun bertemu ba, cara bacanya mim sukun dibaca berdengung.
  16. Ikhfa syafawi, بَيْنَهُمْ بِمَآ , seperti no 15.
  17. Mad jaiz munfashil, بِمَآ اَنْزَلَ, ada mad bertemu hamzah di lain kata.
  18. Ikhfa haqiqi, اَنْزَلَ, ada nun sukun bertemu za’.
  19. Tafkhim, اَنْزَلَ اللّٰهُ, ada lafdzul jalalah (Allah) jatuh setelah harakat fathah.
  20. Mad thobi’i, لَا, fathah ketemu alif.
  21. Mad wajib muttashil, اَهْوَاۤءَهُمْ, ada mad bertemu hamzah dalam satu kata, cara bacanya wajib dibaca 4 atau 5 harakat.
  22. Idzhar syafawi, اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا, ada mim mati bertemu huruf ‘ain, cara bacanya mim sukun dibaca jelas.
  23. Ghunnah musyaddadah, عَمَّا, ada mim bertasydid.
  24. Mad thobi’i, عَمَّا, ada fathah ketemu alif.
  25. Mad wajib muttashil, جَاۤءَكَ, ada mad bertemu hamzah dalam satu kata.
  26. Idzhar qomariyah, مِنَ الْحَقِّۗ, ada alif lam bertemu huruf kha’.
  27. Qolqolah kubro, مِنَ الْحَقِّۗ, huruf qof mati karena waqof.
  28. Ikhfa haqiqi, لِكُلٍّ جَعَلْنَا, kasroh tanwin bertemu huruf jim.
  29. Mad thobi’i, جَعَلْنَا, fathah ketemu alif.
  30. Ikhfa haqiqi, مِنْكُمْ, nun mati bertemu kaf.
  31. Idzhar syafawi, مِنْكُمْ شِرْعَةً, mim sukun bertemu syin.
  32. tarqiq, شِرْعَةً, ra’ sukun jatuh setelah kasrah.
  33. Idgham bighunnah, شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا, fathah tanwin bertemu wawu, cara bacanya tanwin dimasukkan ke huruf wawu dan dibaca berdengung.
  34. Idzhar halqi, وَّمِنْهَاجًا, nun mati bertemu ha’.
  35. Mad thobi’i, وَّمِنْهَاجًا, fathah ketemu alif.
  36. Mad ‘iwadh, وَّمِنْهَاجًا ۗ, fathah tanwin bertemu alif berada di tempat waqof, cara bacanya tanwin dihilangkan diganti fathah saja, dan dibaca panjang 2 harokat.
  37. Idghom bighunnah, مِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ, jika dibaca washol, karena ada fathah tanwin bertemu wawu.
  38. Mad layyin, وَلَوْ, wawu mati jatuh setelah fathah.
  39. Mad wajib muttashil, شَاۤءَ , fathah ketemu alif (bacaan mad) bertemu hamzah dalam satu kata.
  40. Tafkhim, شَاۤءَ اللّٰهُ, lafadz Allah jatuh setelah harakat fathah.
  41. Idzhar syafawi, لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً, mim mati ketemu hamzah.
  42. Ghunnah musyaddadah, اُمَّةً, ada mim bertasydid.
  43. Idghom bighunnah, اُمَّةً وَّاحِدَةً , fathah tanwin ketemu wawu.
  44. Mad thobi’i, وَّاحِدَةً, fathah ketemu alif.
  45. Idghom bighunnah, وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ, fathah tanwin ketemu wawu.
  46. Mad thobi’i, وَّلٰكِنْ.
  47. Idghom bila ghunnah, وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ, nun sukun bertemu lam.
  48. Qolqolah shughro, لِّيَبْلُوَكُمْ, ada huruf ba sukun.
  49. Idzhar syafawi, لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ, mim sukun bertemu fa’.
  50. Mad thobi’i, فِيْ, kasrah ketemu ya’ mati.
  51. Mad jaiz munfashil, مَآ اٰتٰىكُمْ, ada bacaan mad bertemu hamzah dalam kalimat berlainan.
  52. Mad badal, اٰتٰىكُمْ, ada hamzah berharakat fathah ketemu alif, dibaca panjang dua harakat.
  53. Mad thobi’i, اٰتٰىكُمْ, ada fathah ketemu alif.
  54. Idzhar syafawi, اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا, mim mati ketemu fa’.
  55. Idzhar qomariyah, الْخَيْرٰتِۗ, alif lam ketemu kho’.
  56. tafkhim, الْخَيْرٰتِۗ ada ro’ berharokat fathah.
  57. Mad ‘aridh lissukun, الْخَيْرٰتِۗ, ada bacaan mad (ro fathah ketemu alif) bertemu huruf mati karena waqof.
  58. Tafkhim, اِلَى اللّٰهِ, Lafadz Allah jatuh setelah fathah.
  59. Tafkhim, مَرْجِعُكُمْ, ada ro’ mati jatuh setelah fathah.
  60. Idzhar syafawi, مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا, mim mati bertemu jim.
  61. Mad thobi’i, جَمِيْعًا , kasrah ketemu ya mati.
  62. Ikhfa haqiqi, جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ , fathah tanwin ketemu fa.
  63. Ikhfa syafawi, فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا , mim mati ketemu ba.
  64. Mad thobi’i, بِمَا, fathah ketemu alif.
  65. Ikhfa haqiqi, كُنْتُمْ, nun mati ketemu ta.
  66. Idzhar syafawi, كُنْتُمْ فِيْهِ, mim mati ketemu fa.
  67. Mad thobi’i, فِيْهِ, kasroh ketemu ya mati.
  68. Mad ‘aridh lissukun, تَخْتَلِفُوْنَۙ, bacaan mad bertemu nun sukun karena waqof.

Itulah tadi hukum tajwid yang terdapat dalam surat al maidah ayat 48.

Untuk asbabun nuzulnya, saya baru mendapatkan asbabun nuzul surat al maidah ayat 49.

Jika kalian menemukan, bisa tambahkan di komentar ya.

Isi Kandungan Surah Al Maidah Ayat 48

Beberapa kandungan yang terdapat dalam surah al maidah ayat 48 di antaranya:

  • Semua isi Al Quran adalah kebenaran, tidak ada keraguan di dalamnya. Al Quran pasti benar, hanya saja penafsiran kita terhadap ayat-ayat dalam Al Quran itu yang bisa saja salah. Oleh karena itu, perbedaan pendapat dalam menafsiri Al Quran hendaknya disikapi dengan bijaksana, tidak merasa paling benar.
  • Al Quran membenarkan kitab-kitab suci yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya, seperti Zabur, Taurat dan Injil.
  • Dalam memutuskan hukum sesuatu, hendaknya Al Quran adalah sebagai panduan utama.
  • Setiap umat nabi, memiliki aturan syariat masing-masing. Namun ajaran aqidahnya pasti sama, meng-Esakan Allah.
  • Jika Allah menghendaki, tentulah Dia dapat menjadikan semua manusia hanya dengan satu syariat dan satu macam jalan yang akan ditempuh dan diamalkan mereka sehingga dari zaman ke zaman tidak ada peningkatan dan kemajuan. Tetapi yang demikian itu tidak dikehendaki oleh-Nya. Allah menghendaki manusia itu sebagai makhluk yang dapat mempergunakan akal dan pikirannya, dapat maju dan berkembang dari zaman ke zaman.
  • Demikianlah Allah menghendaki dan memberikan kepada tiap-tiap umat syariat tersendiri, untuk menguji sampai di mana manusia itu dapat dan mampu melaksanakan perintah Allah atau menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam kitab samawi-Nya, untuk diberi pahala atau disiksa.
  • Oleh karena itu seharusnyalah manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan dan amal saleh, sesuai dengan syariat yang dibawa oleh nabi penutup rasul terakhir Muhammad saw.
  • Pada suatu waktu nanti, mau tak mau manusia akan kembali kepada Allah memenuhi panggilan-Nya ke alam baka. Di sanalah nanti Allah akan memberitahukan segala sesuatu tentang hakikat yang diperselisihkan mereka. Orang yang benar-benar beriman akan diberi pahala, sedang orang-orang yang ingkar dan menolak kebenaran, serta menyeleweng tanpa alasan dan bukti, akan diazab dan dimasukkan ke dalam neraka.

Kurang lebih itulah tadi Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 48, Kandungan Dan Penjelasannya. Baca juga: Tajwid Surat Annisa Ayat 136.