Beranda » Wisata » Pengalaman Jalan Jalan Ke Pekanbaru, Menikmati Suasana Baru

Pengalaman Jalan Jalan Ke Pekanbaru, Menikmati Suasana Baru

pengalaman jalan-jalan ke pekanbaru, ada mall di sini

Jumanto.Com – Jalan Jalan Ke Pekanbaru, Menikmati Suasana Baru. Tepat di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71, saya punya kesempatan untuk jalan-jalan ke Pekanbaru, Riau.

Kali ini ada penugasan dari kantor untuk ikut Workshop Publikasi Hasil Pengawasan: Proyek Strategis Nasional di Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

Dan acara ini betul-betul membuka wawasan baru buat saya.

Pengalaman Jalan-jalan Ke Pekanbaru Riau

Awalnya, sebenarnya yang ditugaskan untuk berangkat ke Riau adalah Kasubag Umum dan kawan saya, Mba Pipin.

Namun, karena beliau sibuk mengurusi acara 17an dan lomba-lomba setelah upacara bendera, maka saya lah yang disuruh untuk menggantikan beliau.

Jadilah akhirnya saya dan Mba Pipin yang berangkat ke Pekanbaru.

Selasa, 16 Agustus 2016 saya langsung memesan tiket Bandar Lampung – Pekanbaru PP.

Tidak ada pesawat langsung Bandar Lampung-Pekanbaru, sehingga kami pun harus transit terlebih dahulu di Bandara Soekarno Hatta.

Pesawat Lampung Ke Pekanbaru Transit Di Terminal 3 Soekarno Hatta

Kali ini kami naik Pesawat Garuda dari Bandar Lampung dengan waktu keberangkatan pukul 14.25.

Upacara bendera dulu

Pagi harinya, kami harus upacara bendera terlebih dahulu di kantor.

Selepas upacara, saya langsung menyelesaikan pekerjaan saya, menyusun RKA tahun 2017, karena ada pemotongan anggaran tahun 2017 yang harus segera saya selesaikan RKAnya.

Sekitar pukul 10.30, saya pun pulang ke rumah, setelah mampir dulu membeli nasi padang untuk makan siang nanti.

Rencana naik taksi bareng ke Bandara Lampung

Awalnya, Mba Pipin berencana berangkat dari rumah pukul 12.30.

Lalu, kalau saya sudah sampai di Bundaran Rajabasa duluan, saya berangkat bareng dia naik taksi.

Untuk perjalanan menuju Bandara Raden Intan II, saya memang biasanya menitipkan motor di Bundaran Rajabasa, lalu dari situ naik angkot menuju Bandara.

Saya pun berangkat dari rumah pukul 12 siang sekalian nganterin mama dan Alya untuk menunggu bis menuju Gisting.

Karena saat kami berangkat, persis adzan dzuhur berkumandang, kami  pun mampir ke masjid untuk sholat dzuhur.

Selepas sholat, kami mampir sebentar ke indomaret, membeli minuman dan jajanan buat Alya.

Lalu saya  berangkat ke Bundaran Rajabasa, sedangkan mama dan Alya langsung menunggu bis di depan Indomaret.

Sesampai di titipan motor di Bundaran Rajabasa, saya buka HP, ada beberapa panggilan tak terjawab, saya cek ternyata dari Mba Pipin.

Saya buka WA, ada pesan dari Mba Pipin.

“Jum, karena tadi tak telepon gak diangkat-angkat, jadi aku jalan terus, gak berhenti di Bundaran Rajabasa. Tadi masih di jalan ya?”

Langsung saya balas, “iya mba, masih di jalan tadi”.

Baca juga: Review Ibis Styles Hotel Denpasar.

Angkot dari Bandar Lampung Ke Bandara Radin Inten II

Mba Pipin sudah berangkat duluan ke Bandara. Jadi saya harus berangkat sendiri juga.

Saya mengambil kursi, lalu duduk menunggu angkot lewat.

Dan baru satu detik duduk, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

Dan agak khawatir juga, karena angkot tidak lewat-lewat, padahal biasanya angkot berjubel. Mungkin karena ada acara 17an makanya angkot jarang juga yang beroperasi.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya ada angkot yang lewat juga.

Penumpangnya baru tiga orang.

Saya pun langsung melambaikan tangan.

Setelah angkot berhenti, saya langsung lari menuju angkot menerobos hujan yang masih deras.

Sepanjang jalan, hujan masih turun, meskipun di beberapa titik cuma gerimis kecil, namun hujan masih tetap turun.

Mendekati Bandara Raden Intan II, hujan turun rintik-rintik.

Begitu mau tuurn, ternyata ada 1 orang yang satu angkot sama saya, yang turun di Bandara juga.

Setelah membayar ongkos angkot, kami pun langsung menyeberang jalan dan lari menerobos rintik-rintik hujan yang membuat baju saya sedikit basah.

Di depan pintu masuk keberangkatan, langsung saya lihat Mba Pipin sedang berdiri di sana.

Kami pun langsung masuk ke ruang keberangkatan, Check in, lalu masuk ke ruang tunggu, kemudian menunggu pesawat sambil melanjutkan pekerjaan saya menyelesaikan RKAKL 2017.

Baca juga: Review Hotel Raudha Pekanbaru.

Terminal 3 Ultimate Cengkareng Yang Membingungkan

Pesawat kami berangkat tepat waktu.

Pukul 14.10 kami sudah dipersilakan untuk naik ke pesawat. Selanjutnya, sesuai dengan jadwal, pesawat pun lepas landas menuju Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, Tangerang.

Hujan sudah reda, cuaca sudah panas kembali, dan perjalanan kami diiringi oleh cuaca yang bersahabat.

Saya dapat jatah tempat duduk di pinggir jendela, tempat favorit saya karena bisa menikmati pemandangan di bawah sana dari tempat ini.

Sekitar 40 menit di udara, pesawat akhirnya mendarat di Bandara Soekarno Hatta.

Sebelum turun dari pesawat, kami pun diinformasikan bahwa semua penerbangan domestik Maskapai Garuda Indonesia sudah menggunakan Terminal 3 Ultimate, Terminal yang baru saja selesai dibangun dan mulai operasi, tapi sudah kena banjir.

Kesan pertama masuk ke Terminal 3 Ultimate ini adalah, besar. Terminal 3 ini memang terlihat lebih besar dibandingkan dengan terminal lainnya.

foto terminal 3 ultimate bandara soekarno hatta cengkareng
foto terminal 3 ultimate bandara soekarno hatta cengkareng

Kesan kedua, masih membingungkan. Saat masuk ke terminal 3, kami jumpai sebuah penunjuk arah bagi yang mau transit. Kami pun mengikuti penunjuk arah tersebut, tapi ternyata tidak ada petunjuk lagi bagi yang ingin transit.

Setelah jalan agak jauh, barulah kami jumpai lagi papan penunjuk arah bagi yang akan transit pindah pesawat.

Kami mengikuti arah itu, dan langsung lapor kepada petugas.

Ternyata Gate Keberangkatan untuk kami belum ada, mungkin karena kami masih harus berangkat 3 jam kemudian.

Kami memang harus transit di Cengkareng dan menunggu 3 jam. Pesawat Jakarta-Pekanbaru baru akan berangkat pada pukul 18.50 WIB.

Setelah lapor, kami diarahkan untuk naik ke lantai 2. Begitu kami naik, ternyata antrian sudah sangat panjang. Banyak orang Korea yang akan melanjutkan perjalanan ke tempat lain, mungkin mereka sedang berlibur.

Antriannya pun terlihat tidak rapi. Sempit sekali rasanya. Mungkin karena terlalu banyak yang transit. Kami harus antri di sini, lalu setelah melewati detector, kami masuk ke ruang tunggu.

Karena belum jelas Gate mana pesawat kami akan berangkat, kami pun asal duduk saja, menunggu selama 3 jam di Bandara.

Jujur saja, mungkin karena masih baru, sehingga kami merasa kebingungan di terminal 3 ultimate ini. Kondisinya memang berbeda jauh dari terminal sebelumnya.

gambar terminal 3 ultimate bandara soekarno hatta jakarta
gambar terminal 3 ultimate bandara soekarno hatta jakarta

Tempat duduknya lebih enak sih dibandingkan dengan terminal 2F. Suhu ruangan juga tidak terlalu dingin. Ada juga permainan anak di Terminal 3 Ultimate, sehingga sangat friendly bagi yang membawa anak kecil.

Baca juga: Menikmati Mie Di Pekanbaru.

Ini Toh Kota Pekanbaru

Pesawat keberangkatan dari Jakarta menuju Pekanbaru ternyata delay sekitar 15 menit.

Pukul 7 malam kurang, kami baru disuruh masuk ke pesawat, padahal jadwal awal pukul 18.50 pesawat seharusnya sudah berangkat.

Pukul 7 malam lewat, barulah pesawat lepas landas dari Cengkareng. Sepanjang perjalanan, saya mendengarkan musik, menikmati fasilitas dari Garuda Indonesia.

Sekitar 30 menit sebelum sampai di Pekanbaru, pramugari membagikan makan malam, dan masih panas nasinya karena dibungkus menggunakan aluminium foil. Lauknya cuma sayur wortel dan daging sapi. Karena lapar, makanan langsung habis tak tersisa.

Setelah nasi habis, puding dengan hiasan HUT RI ke 71 pun langsung saya embat juga. Alhamdulillah, kenyang.

Saat dekat dengan landing, pemandangan dari atas terlihat begitu cantik.

Saya yang duduk dekat jendela, begitu menikmati pemandangan lampu-lampu dari Kota Pekanbaru.

Ternyata cantik juga menikmati penerbangan malam hari, dengan hiasan cahaya lampu di bawah sana.

Sekitar 5 menit terkesima dengan indahnya pemandangan lampu-lampu itu, pesawat kemudian landing dengan mulus.

Dan sampailah kami di Pekanbaru.

Bandara Pekanbaru, ternyata tidak sebesar yang saya bayangkan.

Cuma lebih rapi saja jika dibandingkan dengan Bandara Lampung.

Kesan pertama saat sampai di Pekanbaru, dan melewati jalan-jalan di kota ini, jalannya cukup lebar, dan dibuat dua jalur dari Bandara.

foto jalanan kota pekanbaru saat jalan-jalan ke sana
foto jalanan kota pekanbaru saat jalan-jalan ke sana pagi hari

Sepanjang perjalanan menuju hotel, jarang juga saya jumpai pedagang kaki lima, mungkin dilarang atau gimana saya juga kurang tahu.

Angkot juga sepertinya tidak ada, cuma ada 1 angkot saja yang bisa saya lihat. Berbeda jauh dengan Lampung yang penuh dengan angkot.

Gak Banyak Tempat Wisata Di Kota Pekanbaru

Dibandingkan Bandar Lampung, masih banyakan di Lampung destinasi wisatanya.

Kebanyakan di Pekanbaru itu wisata belanja.

Saya tanya sama orang sana, mereka bilang, gak banyak tempat liburan di Pekanbaru.

Orang-orang Malaysia yang datang ke Pekanbaru kebanyakan pada belanja.

Beberapa tempat wisata di Riau yang bisa dikunjungi di antaranya:

  • danau buatan pekanbaru
  • danau lembah sari pekanbaru
  • bukit kapur air hitam, pekanbaru
  • jalan alam mayang
  • desa wisata okura
  • kawah biru pekanbaru

Akhir Kata

Pengalaman jalan-jalan ke Pekanbaru memberikan saya wawasan baru.

Yah, inilah Pekanbaru. Benar-benar pengalaman yang baru, Jalan-jalan ke Pekanbaru. Baca juga: Makanan Khas Kepulauan Riau.